Sinkronisitas : Kebetulan yang Bermakna

Oleh Widya Miftahul Hasanah

(Kader 16′ Bidang Riset Pengembangan Keilmuan IMM Komisariat Fakultas Psikologi)

(Pic : http://keywordsuggest.org)

Apa hanya sebuah kebetulan ….

            Apakah anda percaya bahwa dalam kehidupan ini ada yang namanya ‘kebetulan’? Semisal, apakah hanya sebuah kebetulan saja jika anda terpilih menjadi aktivis organisasi? Apa anda yakin jika hari ini anda bangun dari tempat tidur, mengambil sarapan, pergi bekerja dan menjalani aktifitas ibadah adalah sebuah ‘kebetulan’? Apa hanya sebuah ‘kebetulan’ jika hari ini anda naik jabatan, pendapatan meningkat, ataupun lolos beasiswa luar negeri sekelas LPDP, chevening, fullbright? Apa sebuah ‘kebetulan’ juga jika hari ini anda bertemu dengan kawan lama anda? Jika semua hanya sebuah ‘kebetulan’, bagaimana dengan kelahiran anda? Apakah hanya sebuah ‘kebetulan’ anda lahir? Jika anda menjawab iya, sungguh, betapa anda tidak menyadari seberapa besar potensi dan intelektualitas yang anda miliki.

Manusia yang Terkoneksi, Sinkronitas dan Perspektif Spiritualitas

            Sadarkah anda, bahwa seluruh manusia, peristiwa dan pikiran di alam semesta ini berada dalam sebuah koneksi? Maka salah, apabila anda menganggap peristiwa yang terjadi dalam hidup anda adalah sebuah ‘kebetulan’ belaka. Sekalipun anda menganggap hanya peristiwa kecil tidak bermakna. Coba anda ingat kembali, pernahkah anda merasa ada beberapa peristiwa dalam hidup anda yang saling berhubungan satu sama lain? Jika iya selamat, anda telah mengalami sinkronisitas dalam hidup anda.

            Apa itu sinkronisitas? Sinkronisitas adalah fenomena terjadinya beberapa peristiwa tak terduga yang saling terkoneksi dan mempunyai hubungan satu sama lain dalam satu lingkaran kosmik. Barangkali anda menganggap sinkronisitas adalah hal yang mengada-ada karena tidak dapat dijelaskan secara ilmiah. Sebenarnya sinkronisitas diperkenalkan oleh ilmuwan psikolog asal Swiss pada tahun 1920, Carl Jung. Jadi, temuan baru ini juga termasuk ilmu ilmiah.

            Dalam buku Jung, An Acausal Connecting Principle, menjelaskan bahwa ada syarat dalam membangun sebuah koneksi sinkronisitas ini, yakni manusia, tanpa manusia, maka tidak ada hubungan, tidak ada intelektualitas, tidak ada pikiran, tidak ada peristiwa, tidak ada maknanya dan tidak ada sinkronisitas yang terjadi. Manusia ikut andil dalam menciptakan sebuah koneksi. Jika manusia adalah syarat utama dalam membangun hubungan dengan alam semesta, maka tak ayal jika seluruh manusia dialam semesta ini telah terkoneksi.

            Jung juga mengatakan,

“… tidak mungkin, dengan sumber-sumber daya kita sekarang, untuk menjelaskan ESP atau fakta tentang peristiwa kebetulan bermakna, sebagai suatu fenomena energi. Hal ini menjadi akhir penjelasan kausal juga, karena “akibat” tidak dapat dipahami sebagai sesuatu kecuali sebagai fenomena energi. Oleh karena itu tidak bisa menjadi pertanyaan tentang sebab dan akibat, tapi jatuh bersama-sama dalam waktu, semacam simultanitas. Karena kualitas simultanitas ini, saya telah memilih istilah “sinkronisitas” untuk menamai sebuah persamaan faktor hipotetis dalam peringkat terhadap kausalitas sebagai penjelasan yang prinsipil.”

Maka, dapat disimpulkan, peristiwa sinkronisitas bukan suatu sebab-akibat atau kasualitas. Sinkronisitas adalah peristiwa yang tidak menitikberatkan pada ‘akibat’. Bisa jadi, efek psikis yang mendalam  dan pengalaman spiritual yang luar biasa bahwa Allah mempunyai maksud dan tujuan kepada setiap peristiwa yang kita alami.

            Sebagai contoh, anda bertemu dengan seorang kawan lama yang sepuluh tahun tak anda jumpai. Lalu tiba-tiba, di hari selanjutnya, kawan lama yang anda temui kemarin meninggal pagi harinya. Apakah itu sebuah kebetulan? Atau, di pagi hari tiba-tiba anda memecahkan sebuah gelas, dan anda mendengar kabar saudara, keluarga atau teman dekat anda kecelakaan di jalan. Kebetulankah? Contoh satu lagi, suatu ketika anda sangat membutuhkan uang untuk pengobatan anak anda yang sedang sakit. Anda memohon dan berdoa kepada Allah. Tiba-tiba entah bagaimana teman anda datang dan meminjamkan uang kepada anda. Tatkala anda sangat membutuhkannya. Disinilah letak spiritualitas temuan Carl Jung ini. Dimana tangan Tuhan selalu bekerja dengan tak terduga. Memberikan firasat dan tanda jika anda mampu memahaminya

Sempatkah terbesit kepada anda, kenapa saya dilahirkan? Padahal kelahiran adalah aklamasi suci yang tidak bisa dinegosiasi. Kita tidak bisa memilih ingin dilahirkan atau tidak bukan? Jika kita tahu, menjadi hidup hanyalah menanggung dosa, masihkah kita mau berlomba-lomba menghampiri sel telur? Kenapa kita yang dipilih? Apakah hanya kebetulan saja? Jika kita percaya akan adanya sinkronisitas, jawaban yang sangat relevan adalah tidak. Ada suatu peristiwa dan maksud yang luar biasa dimana hanya kitalah yang mampu.

            Bahkan Allah pun menjelaskan kepada kita melalui Al-Baqoroh ayat 30.

وَ إِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلاَئِكَةِ إِنِّيْ جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيْفَةً قَالُوْا أَتَجْعَلُ فِيْهَا مَن يُفْسِدُ فِيْهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَ نَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَ نُقَدِّسُ لَكَ قَالَ إِنِّيْ أَعْلَمُ مَا لاَ تَعْلَمُوْنَ

[30] Dan (ingatlah) tatkala Tuhan engkau berkata kepada Malaikat : Sesungguhnya Aku hendak menjadikan di bumi seorang khalifah. Berkata mereka : Apakah Engkau hendak menjadikan padanya orang yang merusak di dalam nya dan menumpahkan darah, padahal kami bertasbih dengan memuji Engkau dan memuliakan Engkau ? Dia berkata : Sesungguhnya Aku lebih mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.

            Karena kita adalah khalifah yang dipercaya Allah di muka bumi ini. Maka bukan suatu kebetulan sia-sia jika anda dilahirkan. Itu adalah kebetulan yang bermakna, jika kita mampu melihat lebih jelas setiap peristiwa dan ketentuan yang Allah berikan kepada kita. Sinkronisitas membuat kita belajar bahwa setiap hal yang terjadi ada makna yang harus kita pahami. Karena Carl Jung pun mengatakan,

“Sinkronisitas adalah realitas yang sebenarnya ada hanya bagi mereka yang memiliki mata untuk melihatnya – Carl Gustav Jung”

 

Referensi:

Ide muncul ketika saya membaca sebuah buku karya Dee Lestari berjudul, Supernova edisi pertama.

http://bramardianto.com/7-tanda-ketika-anda-mengalami-sinkronisitas.html

http://erabaru.net/2015/10/13/sinkronisitas-pengalaman-surgawi-dari-pandangan-einstein-jung-dan-newton/